Belajar Tentang Sedekah dan Keikhlasan



“Mas, Ini ada sedekah nasi kotak dari pelangganku, untuk jamaah Jum’atan,” kataku pada seorang takmir masjid, sembari kuletakkan beberapa kantong plastic besar berisi nasi kotak.
“ Oh,  terimakasih banyak ya’” jawabnya dengan ramah. Kemudian,  kuambil foto, sekedar untuk menyampaikan bahwa nasi kotak sudah terkirim di Masjid. 

Untuk Jum’at kali ini, kebetulan sedekah nasi kotak diberikan untuk masjid yang masih berada di kampungku sendiri. Beberapa Jum’at sebelumnya aku juga mengirimkan sedekah nasi kotak untuk masjid-masjid yang berbeda. Aku sih hanya  membuat dan mengantarnya saja. Karena aku  penyedia layanan jasa boga.

 Dan sang pemberi sedekah adalah seorang yang sampai sekarang masih aku anggap sebagai guruku. Beberapa waktu yang lalu, aku pernah belajar tentang internet marketing dengannya. Dia juga seorang pengusaha muda yang menurutku sudah sukses.  Baginya mengajar, untuk menebar ilmu dan amal jariyah. Salut deh, untuk Pak Guru ini…


Mengirimkan sedekah nasi kotak ke Masjid, di hati rasanya berbeda. Padahal, aku hanya sebagai pengirim belaka. Ada rasa adhem di hati,  senang, bangga, dan pokoknya sejuk dan damai. Aku yakin, rasa ini anugerah dari Alloh. Apalagi, sang penyedekah utama tentunya lebih merasakan kebaikan dari keikhlasannya berbagi rejeki.

Jika, hidup adalah proses belajar. Jika kisah sehari-hari bisa menjadi inspirasi. Dari sini, akupun dapat mengambil ilmu, dari sebuah keikhlasan dan sedekah, diantaranya adalah:

1.      1.  Sedekah adalah keiklasan
Ketika kita memberi kepada siapapun juga. Jangan pernah mengharap balasan, dari orang yang kita beri. Seperti Pelangganku itu,  melalui nasi kotak , beliau bersedekah. Yang pasti, dia tidak tahu, siapa penerimanya. Karena yang membalas kebaikannya bukan orang yang menerima sedekahnya, tetapi langsung dari Alloh. Mungkin lewat usahanya yang semakin dilancarkan, atau apa aja, dan hanya yang bersangkutan yang tau nikmatnya bertambah.

2.    2.   Ukuran sedekah sesuaikan dengan diri sendiri
Syarat wajib untuk bersedekah adalah ikhlas, bukan jumlah yang diberikan. Jadi, tak usah menunggu sampai maksimal atau jumlah yang sangat banyak. Karena jumlah adalah penilaian yang relative. Tentunya lebih baik, adalah rutin dilakukan.

3.      3.  Niat Bersedekah Untuk Allah
Seperti halnya yang dilakukan oleh Pelangganku itu, yang telah mempercayakan sebuah layanan jasa boga  untuk mengolah sedekahnya untuk membuat nasi kotak lalu mendistribusikannya. Dia hanya tau melalui foto.  Melalui doa, dia sudah menyampaikan langsung, niatnya untuk bersedekah.  Disitu , aku belajar, akan arti keikhlasan dan kepercayaan yang sejati.

Kayaknya, itu dulu ya, proses belajar kali ini...  Belajar tentang keikhlasan. Belajar tentang bahwa sebagian kecil dari rejeki kita adalah hak orang lain. Tentunya perlu bagi kita untuk menyalurkannya. Yang bisa dipetik adalah tentang pentingnya berbagi atau bersedekah.

Harapanku, itu dapat menginspirasi tidak hanya aku pribadi, namun juga kamu yang membaca tulisan ini. Lewat kisah ini, selalu milikilah niat baik, niatkanlah untuk menjadi orang yang murah hati. Agar kita benar-benar bisa menjadi orang yang murah hati dan dermawan. Bukankah niat baik itu selalu diaminkan oleh malaikat….



 


Posting Komentar

0 Komentar